Share This
Get in Touch
BALAI VETERINER BUKITTINGGI
DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
//Staining Bakteri dalam Diagnosa Penyakit Anthraks

Staining Bakteri dalam Diagnosa Penyakit Anthraks

Tags :

I Gde Eka Budhiyadnya1, Adek Novriyenti2, Erina Oktavia3

 

Jumlah sampel yang diuji dengan metode uji pewarnaan gram  di BVet Bukittinggi tahun 2020 sampai 2024 adalah sebanyak 231 sampel dan pewarnaan polycrome methylene blue adalah sebanyak 182 sampel dengan total jumlah sampel ulas darah sebanyak 413. Semua sampel yang diuji seluruhnya menunjukkan hasil negatif. Sampel yang diuji berasal dari Provinsi Jambi, Riau, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat yang merupakan sampel aktif (hasil monitoring dan surveilans) dan sampel pasif (kiriman dari dinas yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan serta kiriman dari penyedia barang dan jasa ternak ruminansia untuk dilalu lintaskan).

Pemeriksaan mikroskopis sediaan ulas darah perifer adalah cara yang sederhana dan tepat jika hewan masih dalam keadaan sakit atau baru saja mati, selama belum terjadi pembusukan. Kumannya berbentuk batang besar, gram positif, dan biasanya tersusun tunggal atau berpasangan atau berantai pendek serta tidak terdapat spora. Dengan pewarnaan yang baik dapat dilihat adanya selubung/kapsel (Anonimus, 2024). Pewarnaan gram atau metode gram merupakan salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Pada proses ini, olesan bakteri yang telah terfiksasi dikenai larutan-larutan zat pewarna kristal violet, yodium, alkohol (bahan pemucat) serta zat pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau air fuchsin. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya yakni ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae (Anonimus, 2024). Seluruh sampel ulas darah pada tahun 2020 sampai dengan 2024 dengan permintaan uji pewarnaan gram untuk identifikasi Anthraks tidak menunjukkan adanya karakteristik Bacillus anthrachis

Sampel uji sebanyak 182 sampel ulas darah sama halnya dengan sampel ulas darah lainnya merupakan sampel aktif dan pasif. Sampel tersebut sesuai dengan permintaan uji dilakukan pewarnaan polycrome metyline blue. Undang-undang di sebagian besar negara melarang pemeriksaan postmortem pada hewan yang mati karena Anthraks. Hewan yang mati secara tiba-tiba dan tak terduga tidak boleh diotopsi kecuali Anthraks telah disingkirkan sebagai penyebab kematian. Darah secara khas menggumpal atau tidak menggumpal sama sekali setelah kematian karena Anthraks dan berwarna gelap dan sebagian hemolisis. Pada bangkai yang tetap utuh dan tidak dibersihkan, biasanya mudah untuk mendapatkan tetes darah yang diperlukan untuk apusan dan/atau kultur melalui spuit dari vena yang dapat diakses dengan tepat selama sekitar 24 jam setelah kematian. Tetes darah juga dapat diperoleh melalui usapan kering yang dimasukkan ke dalam sayatan kecil di daerah yang banyak terdapat pembuluh darah (telinga secara tradisional direkomendasikan) dapat digunakan untuk membuat apusan dan untuk kultur setelah difiksasi dan pewarnaan basil berkapsul dapat dicari dalam apusan di bawah mikroskop.

Bacillus anthracis tidak dapat bersaing dengan baik dengan bakteri pembusuk dan, seiring bertambahnya usia bangkai, basil yang berkapsul menjadi lebih sulit untuk dilihat. Apusan, sebagai prosedur diagnostik, menjadi tidak dapat diandalkan sekitar 24 jam setelah kematian, meskipun bahan kapsul masih dapat diamati beberapa saat setelah basil itu sendiri tidak dapat dilihat lagi. Masalah yang mungkin dihadapi dengan kelompok spesimen ini adalah bahwa deteksi sering kali melibatkan pencarian B. anthracis yang relatif sedikit di antara banyak spesies Bacillus lainnya, khususnya B. cereus.  Pewarnaan policrome metylene blue (reaksi M'Fadyean) adalah metode ideal untuk gambaran terdapatnya kapsul pada bakteri Bacillus anthracis. Sampel setelah dilakukan pewarnaan diperiksa di bawah lensa 10x. Bakteri Anthraks dapat dilihat sebagai benang-benang pendek yang sangat kecil. Dengan minyak imersi dapat dilihat kapsulnya yang terlihat jelas sebagai bahan amorf berwarna merah muda yang mengelilingi bakteri biru-hitam (Anonimus, 2008). Seluruh sampel ulas darah pada tahun 2020 sampai dengan 2024 dengan permintaan uji pewarnaan Polycrome Methylene Blue untuk identifikasi Anthraks tidak menunjukkan adanya karakteristik Bacillus anthrachis.

  • 78 views
Sosial Media :
Share
Close