DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
Gambaran Hasil Deteksi Virus Dan Uji Serologis Newcastle Disease Di Wilayah Regional II Balai Veteriner Bukittinggi Tahun 2021-2023
Mutia Rahmah1, Yul Fitria1, Rio Nurwan2, Rahmi Eka Putri2, Niko Febrianto2
Intisari
Newcastle Disease (ND) merupakan penyakit viral yang disebabkan oleh Avian Paramyxovirus type 1 (APMV-1) dari genus Orthoavulavirus, famili Paramyxoviridae. Penyakit ini bersifat sangat menular dan memiliki efek ekonomi yang penting. Kerugian yang ditimbulkan dapat berupa kematian yang tinggi, penurunan produksi, maupun hambatan pada pertumbuhan. Penyakit ND termasuk pada penyakit endemis di Indonesia salah satunya di wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi (BVet Bukittinggi). BVet Bukittinggi melakukan pemantauan terhadap virus ND dengan memeriksa sampel yang berasal dari kegiatan surveilans Avian Influenza tahun 2021 hingga tahun 2023. Sampel tersebut merupakan swab trakhea maupun kloaka unggas untuk identifikasi virus maupun serum unggas untuk pengujian serologis. Pengujian inokulasi virus ND dilakukan sebanyak 5448 sampel tahun 2021, 6005 sampel tahun 2022, dan 4638 sampel tahun 2023. Persentase positif virus ND tahun 2021 yaitu 4,02%, 7,71% tahun 2022 dan 2,63% tahun 2023. Selanjutnya total pengujian serologis HA/HI ND tahun 2021-2023 adalah sebanyak 2.362 sampel. Hasil uji HA/HI ND pada periode tahun ini memperlihatkan bahwa sampel dari wilayah Sumatera Barat memiliki persentase seropositif relatif lebih tinggi dibanding sampel dari wilayah lainnya yaitu dengan persentase 64,5% dan 38,96%. Data pemeriksaan secara paralel antara HA/HI ND dengan inokulasi virus ND masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengambilan sampel di peternakan pada tahun sebelumnya. Oleh karena itu, harapan selanjutnya pelaksanaan monitoring terhadap penyakit ini dapat ditingkatkan dengan pengambilan sampel lebih banyak di lokasi peternakan sehingga data yang terkumpul lebih mencerminkan kondisi sebenarnya di lapangan.
Kata kunci: Inokulasi virus, Newcastle Disease, Serologis
Pembahasan
Deteksi virus ND dengan metode pengujian Inokulasi virus telah dilakukan di wilayah kerja Bvet Bukittinggi periode tahun 2021-2023 dengan Tabel hasil uji yang dapat dilihat pada Gambar 1. Dari Tabel dan gambar ini dapat diketahui jumlah sampel, jumlah dan persentase sampel positif yang berasal dari masing-masing provinsi di BVet Bukittinggi
Pengujian Inokulasi virus ND dilakukan sebanyak 5448 sampel pada tahun 2021. Pada tahun ini, sampel terbanyak berasal dari Sumatera Barat dengan jumlah 2963 sampel. Jumlah sampel positif ND yang ditemukan adalah sebanyak 191 sampel atau sekitar 6,45%. Selanjutnya, jumlah sampel yang diuji dari Provinsi Riau adalah sebanyak 1420 sampel, dimana 18 sampel (1,27%) di antaranya positif virus ND. Jumlah sampel dari Provinsi Jambi adalah sebanyak 861 sampel dengan jumlah sampel positif adalah sebanyak 5 sampel (0,58%) merupakan sampel positif. Jumlah sampel dari Kepulauan Riau adalah sebanyak 204 sampel dengan jumlah sampel positif virus ND adalah sebanyak 5 sampel (2,45%).
Tahun 2022 dilakukan pengujian Inokulasi virus ND sebanyak 6005 sampel. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya. Jumlah sampel dari Sumatera Barat adalah sebanyak 3.436 sampel dengan jumlah sampel positif ND yaitu 319 sampel (9,28%). Jumlah sampel dari Provinsi Riau adalah sebanyak 1076 sampel, 95 sampel di antaranya merupakan sampel positif (8,83%). Selanjutnya, jumlah sampel dari Kepulauan Riau adalah sebanyak 1039 sampel dengan jumlah sampel positif yaitu 32 sampel (3,08%). Sampel dari Provinsi Jambi adalah 454 sampel, 17 sampel (3,74%) di antaranya positif virus ND.
Tahun 2023 terjadi penurunan jumlah sampel untuk pengujian Inokulasi virus ND jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah pengujian yang dilakukan yaitu sebanyak, 4638 sampel. Persentase positif tertinggi adalah dari Provinsi Riau yaitu 4,02% atau 50 sampel positif virus ND dari 1.245 sampel yang diuji. Sampel dari Provinsi Sumatera Barat sebanyak 2.337 sampel dengan hasil 62 sampel positif (2,65%). Sampel dari Kepulauan Riau sebanyak 760 sampel, 5 diantaranya merupakan sampel positif (0,66%). Sampel dari Provinsi Jambi berjumlah 296 dengan hasil positif sebanyak 5 sampel (1,69%).
Persentase hasil positif virus ND tertinggi pada tahun 2021 – 2022 merupakan sampel dari Sumatera Barat yaitu 6,45% dan 9,28%. Sampel dengan hasil positif virus ND tersebut sebagian besar berasal dari Kota Padang. Tahun 2021 Kota Padang memiliki persentase positif 23,65% sedangkan pada tahun 2022 meningkat menjadi 30,76%. Persentase positif virus ND tertinggi pada tahun 2023 berasal dari Provinsi Riau yaitu 4,02%. Sampel positif tersebut berasal dari Kota Pekanbaru dengan persentase 13,25%. Sampel dari Kota Padang dan Kota Pekanbaru merupakan sampel yang diambil di pasar unggas. Tingginya kasus positif virus ND pada pasar unggas juga ditemukan oleh Irene, et al., (2018) yang menunjukkan bahwa kasus positif virus ND terjadi pada 10,1% sampel dari 454 sampel yang diuji.
Jika dilihat dari total persentase positif virus ND dari tahun 2021 hingga tahun 2023, kejadian positif paling tinggi terjadi pada tahun 2022 dengan total persentase positif 7,71%, kemudian 2021 sebanyak 4,02% dan 2023 sebanyak 2,63%. Angka positif tertinggi pada tahun 2022 kemungkinan besar terjadi karena sampel uji terbanyak juga terdapat pada tahun 2022. Selain itu juga banyak peternak yang tidak melakukan vaksinasi pada ternaknya.
Vaksinasi merupakan salah satu aspek penting untuk melindungi unggas dari serangan virus ND. Keberhasilan vaksinasi suatu peternakan dapat dinilai dengan pengujian serologis terhadap antibodi ND. Pengujian serologis HA/HI ND total telah diuji sebanyak 2.362 sampel dari tahun 2021 – 2023.
Pemeriksaan inokulasi virus ND dan HA/HI ND pada lokasi yang sama pada tahun 2021 hanya dilakukan di Provinsi Sumatera Barat. Persentase seropositif dari pemeriksaan tersebut adalah 86,67%, sedangkan hasil inokulasi virus ND tidak ada sampel yang positif (0%). Tahun 2022 pemeriksaan secara paralel dilakukan di tiga wilayah yaitu Jambi, Riau, dan Sumatera Barat. Hasil positif inokulasi virus ND yang tinggi terjadi di daerah Riau yaitu 7,46%, kejadian positif virus ND ini berbanding terbalik dengan persentase seropositif HA/HI ND yang hanya 0%, kemungkinan ternak tersebut memang tidak divaksin ND atau sistem pemeliharaan yang kurang baik sehingga vaksinasi tidak menghasilkan titer antibodi yang diinginkan. Pendapat ini selaras dengan Rahmawati et al., (2018) yang menyatakan bahwa keberhasilan vaksinasi dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan kandang yang baik dan faktor lingkungan.
Tahun 2023 pengujian telah dilakukan pada keempat wilayah kerja. Hasil positif virus ND yang tinggi terjadi di Kepulauan Riau. Hasil positif virus ND adalah 7,14%, sedangkan persentase seropositif HA/HI ND pada peternakan tersebut hanya 3,33%. Tahun 2023 daerah Riau memiliki angka positif inokulasi virus ND 0% pada pemeriksaan paralel, hasil seropositif HA/HI ND pada peternakan tersebut adalah 26,13%.
Data pemeriksaan secara paralel antara HA/HI ND dengan inokulasi virus ND masih sangat terbatas karena masih kurangnya data peternakan yang melakukan vaksinasi pada ternaknya. Hasil pemeriksaan ini menunjukkan bahwa angka seropositif HA/HI ND yang tinggi akan menurunkan angka positif inokulasi virus ND. Keberhasilan vaksinasi ND di peternakan dapat menurunkan kejadian kasus ND positif. Hal ini perlu menjadi perhatian kedepannya bagi semua pihak untuk dapat meningkatkan angka vaksinasi sehingga kejadian positif ND dapat semakin ditekan.
- 65 views